U$E-Inggris dikenal dengan suporternya yang fanatik dan cenderung meresahkan, sebutan untuk mereka sangat familiar
sampai saat ini yaitu Hooligan. Tapi dibalik cerita itu , Hooligan
mempunyai andil yang cukup besar terhadap konsep stadion sepakbola tanpa
pagar pembatas, bagaimana bisa?
Masih ingat tragedi Heysel
pada tahun 1985 yang menewaskan 39 orang? pertandingan ini adalah final
liga champion yang mempertemukan dua klub papan atas pada saat itu yaitu
Liverpool vs Juventus tapi apa yang terjadi berikutnya yaitu dengan
diawali saling ejek antar suporter dilanjutkan dengan pendukung
Liverpool yang berusaha menerobos pembatas tifosi Juventus, akibatnya
dinding tembok tersebut tidak kuat menahan beban dan reruntuhan tembok
tersebut menimpa ratusan orang sehingga mengakibatkan ratusan suporter
tewas dan luka - luka.
Kemudian dengan kejadian tersebut
membuat Margaret Thatcher Perdana Mentri Inggris saat itu sangat berang
dengan berkomentar " Kita harus membersihkan sepakbola dalam negeri dari
hooliganisme, baru setelah itu mungkin kita bisa bermain lagi di luar
negeri," dan memberikan rekomendasi kepada FA ( organisasi sepakbola
Inggris ) untuk memberikan hukuman yang berat terhadap sepakbola
Inggris. Apa yang terjadi kemudian UEFA ( organisasi sepakbola Eropa )
memberikan hukuman kepada Liverpool tidak boleh berpartisipasi di
kompetisi eropa yang dinilai tidak mampu mengendalikan suporternya,.
Akan tetapi hukuman dianggap belum cukup oleh FA, mereka memperberat
hukuman menjadi 5 tahun kepada seluruh klub di Inggris. Dan dari
keputusan tersebut tidak ada bentuk protes dari klub - klub lainya yang
menganggap sanksi itu tidak adil.
Tetapi setelah hukuman
tersebut hooligan bukan berarti menghilang dan malah terjadi tragedi
yang menelan lebih banyak korban yaitu tragedi Hillsborough pada tahun
1989. yang menewaskan 96 orang . Menurut investigasi tragedi ini
terjadi akibat kelalaian polisi dalam mengantisipasi membludaknya jumlah
penonton. Banyak penonton yang terhimpit pagar pembatas yang mengakibat
korban tewas dan luka-luka.
FA sebagai organisasi yang
berpengalaman akhirnya mengambil keputusan bahwa stadion sepakbola di
Inggris tidak boleh menggunakan pagar pembatas. Keputusan tersebut pada
saat itu banyak yang meragukan dan tidak sedikit pula yang mengecam
karena ragu dan berpendapat akan terjadi resiko yang lebih tinggi, FA
sendiri membuat aturan tambahan bahwa siapaun yang masuk stadion harus
menggunakan identitas dan ada pencatatatn terhadap identitas tersebut
supaya bisa memberikan sanksi individu terhadap suporter yang membuat
kerusuhan dalam stadion.
Peraturan tersebut akhirnya membuat
para Hooligan menjadi lebih dewasa dalam menikmati pertandingan.
Walaupun dalam perjalananya ada kejadian ganjil akibat tidak ada pagar
pembatas seperti tendangan kungfu Eric Cantona tapi bial dibandingkan
dengan tingkat kerusuhan sebelumnya penerapan aturan ini sebenarnya
sangat berhasil meminimalisir kerusuhan. Hal ini terbukti dengan tidak
adanya cerita kerusuhan dalam stadion yang menewaskan suporter, dan
Stadion tanpa pagar pembatas sendiri sudah banyak di ikuti oleh negara -
negara lain.
Dari cerita diatas, terbayang di benak ayas
jes.... yok opo lek di indonesia onok stadion seperti ini?????? Opo
maneh itu kita mulai dari stadion home base AREMA kelak!!!!!!!!
Ini juga tantangan kita sebagai suporter berjuluk AREMANIA-AREMANITA!!!!!!
Bisakah???????? Ayas yakin BISA. Karna kita adalah PELOPOR SUPORTER INDONESIA
Home »
» STADION TANPA PAGAR PEMBATAS (Edisi Berandai-andai ker!!!!!)
STADION TANPA PAGAR PEMBATAS (Edisi Berandai-andai ker!!!!!)
Posted by Unknown
Posted on 21.57
with No comments
0 komentar:
Posting Komentar